Halaman

Minggu, 16 April 2017

It Is Well With My Soul

Lagu ini ditulis oleh seorang Kristen bernama Horatio Gates Spafford. Spafford lahir di North Troy, New York pada tanggal 20 Oktober 1828. Pada masa mudanya, Spafford adalah seorang praktisi hukum (pengacara) yang sukses di Chicago. Akhir 1860-an kehidupan Horatio G. Spafford dan istrinya, Anna sangat baik dan diberkati. Mereka tinggal di pinggiran kota sisi utara Chicago dengan lima anak mereka : Annie, Maggie, Bessie, Tanetta dan Horatio Junior
Mereka memiliki segalanya yang diinginkan manusia di dunia. Seiring dengan kesuksesannya di bidang keuangan, ia juga sangat tertarik dengan kegiatan Kristiani. Pintu rumah Spafford selalu terbuka sebagai tempat bagi para aktivis Kristiani untuk pertemuan gerakan reformasi waktu itu.
Horatio G. Spafford cukup aktif dalam gerakan Abolisionis (Abolisionis merupakan gerakan penghapusan hukuman mati yang muncul pada tahun 1767. Gerakan itu terinspirasi esai ‘On Crimes dan Punishment’ yang ditulis Cesare Beccaria). Spafford juga membina hubungan baik dengan Dwight L. Moody dan penginjil-penginjil lain pada masa itu, bahkan sering bertamu ke rumah mereka. Spafford adalah seorang penatua gereja Presbyterian dan Kristen yang berdedikasi. George Stebbins menggambarkan Spafford sebagai ‘seorang dengan kepandaiannya yang luar biasa, berbudi luhur, musisi rohani terkemuka dan tekun dalam mempelajari Alkitab’.
TERCIPTANYA LAGU KARENA MUSIBAH
            Pada tahun 1870 iman mereka diuji oleh tragedi. Anak laki-laki mereka, yang berumur empat tahun, Horatio Junior, meninggal dunia karena demam berdarah. Tidak hanya sampai di situ saja tragedi yang dialami. Beberapa bulan sebelum kebakaran besar di Chicago tahun 1871, Spafford menginvestasikan modal yang cukup besar untuk usaha real estate di pinggiran danau Michigan, tapi semua investasinya tersapu habis oleh bencana tersebut. Tercatat ada 250 orang meninggal di lalap jago merah tersebut dan 90.000 orang kehilangan tempat tinggal. Meskipun menderita kerugian sangat banyak, mereka menjadi tenaga sukarela membantu proses evakuasi para korban.
            Karena ingin menghibur keluarganya sekaligus berpartisipasi dalam program kebangunan rohani D.L.Moody dan Ira D.Sankey di Inggris, maka Spafford merencanakan perjalanan ke Eropa bersama keluarga pada bulan November 1873. Namun karena masih ada urusan pekerjaannya di Chicago, Spafford tidak berangkat bersama dengan keluarganya. Sekali pun demikian ia tetap bahagia karena istri dan keempat anaknya itu pergi bersama-sama dengan orang-orang Kristen lainnya. Ia telah memutuskan akan menyusul menemui mereka kemudian di Perancis. Ia minta kepada istri dan keempat anak perempuannya untuk berangkat lebih dulu dengan kapal SS Ville du Havre. Saat itu Kapal S.S. Ville du Havre adalah sebuah kapal layar samudera milik maskapai pelayaran Perancis, yang merupakan kapal paling mewah yang berlayar dari pelabuhan New York.
            Pada tanggal 22 November 1873 pukul 2 dini hari, saat kapal pesiar mewah ini sudah berlayar beberapa hari lamanya di atas laut yang tenang, sebuah kapal besi berbendera Inggris bernama Lochearn menabraknya. Akibatnya dalam waktu dua jam Ville du Havre, salah satu kapal terbesar yang pernah ada pada waktu itu, tenggelam ke dasar samudera Atlantik beserta 226 penumpangnya termasuk keluarga Spafford. Sembilan hari kemudian korban yang selamat dari kapal itu tiba di pulau Cardiff, Wales, Inggris dan di antara mereka terdapat Nyonya Spafford. Dia mengabarkan melalui telegram kepada suaminya dengan dua kata, ‘saved alone’ (hanya aku yang selamat).
            Bagaimanakah reaksi Spafford ketika mendengar berita buruk tersebut ? Mengingat peristiwa inii merupakan tragedi yang kedua baginya. Yang pertama, ia baru saja mengalami kerugian usahanya akibat dari kebakaran besar di Chicago. Yang kedua, ia kehilangan keempat anaknya. (Buku Story Behind The Song terbitan Yis Production menjelaskan lengkap berikut foto-fotonya).
            Dengan kapal pertama di bulan Desember pada tahun yang sama, Spafford berangkat untuk menyusul istrinya ke Eropa. Di dalam perjalanan itu, kapten dari kapal yang ditumpanginya memanggil Spafford ke dalam kabinnya dan mengatakan bahwa saat itu kapal sedang berada di daerah di mana Ville du Havre tenggelam. Kebetulan malam itu Spafford sangat sulit untuk memejamkan matanya. Di tengah laut tersebut, ia minta kepada kapten kapal yang ditumpanginya untuk berhenti sebentar. Dengan memuji Tuhan, di tengah Samudera Atlantik, saat kesedihan dan kepedihan terasa di dalam hatinya, Spafford menuliskan lima stanza (bait/ayat) lagu yang salah satunya berbunyi : “When peace like a river attendeth my way, When sorrows like sea-bellows roll, Whatever my lot, Thou has taught me to say, ‘It is well, it is well with my soul!’ Begitulah Spafford mendapat        kata-kata lagu ‘It Is Well With My Soul’ yang kini sudah diterjemahkan menjadi ‘Nyamanlah Jiwaku’.
            Lirik yang ditulisnya ini merupakan ungkapan perasaannya. Hal itu terlihat dari syair lagu yang didapat di kapal tersebut. Spafford tidak menumpahkan kedukaannya, tapi lebih pada pengampunan yang sudah dilakukan Kristus dan pengharapan akan kedatanganNya yang kedua. Di bait pertama dan kedua masih disebutnya rasa sedihnya dengan kata-kata ‘dan walau derita penuh’ (walau kesusahan menimpaku ‘Whatever my lot’) dan ‘kendati pun susah terus menekan’, tetapi di bait ketiga sudah diserukan ‘dan aku lepas’, dan di bait keempat bahkan ia menunjuk ke masa kedatangan Kristus kelak dan ia mencatat ‘pabila serunai berbunyi gegap, ku seru : S’lamatlah jiwaku!’ Ia tidak mau jiwanya tertindas oleh kesedihan. Secara manusiawi, sulit dipercaya bahwa di tengah-tengah rasa dukanya yang mendalam, Spafford sanggup mengatakan, ‘S’lamatlah jiwaku’ atau yang diterjemahkan sebagai ‘Nyamanlah jiwaku’. Setelah mereka bertemu beberapa minggu kemudian Nyonya Spafford mengatakan bahwa dia tidak sedang kehilangan anak-anaknya, melainkan hanya berpisah untuk beberapa waktu lamanya.
PHILIP P. BLISS MENULIS MELODINYA
           Beberapa waktu kemudian dengan bantuan Philip Paul Bliss (1838-1876), seorang pemimpin pujian dan komposer, rekan pelayanan Spafford dalam suatu komunitas Kristen di Chicago, stanza-stanza yang dibuat oleh Spafford itu digubahkan musiknya sehingga menjadi suatu lagu. Philip Bliss bergabung dengan penginjil legendaris D.W. Whittle dan D.L. Moody sebagai direktur musik di pusat pelayanan di Chicago. Ia begitu terkesan dengan syair ‘It Is Well With My Soul’ yang ditulis berdasarkan pengalaman Spafford, lalu tanpa kesulitan ia mendapat inspirasi untuk menulis melodi dari lagu tersebut. Pada hari terakhir bulan November 1876 dalam sebuah ibadah di Farwell Hall, Chicago yang dihadiri oleh ribuan jemaat, Phillip Paul Bliss secara resmi memperkenalkan lagu ‘It Is  Well With My Soul’ sebagai lagu hymne.
           Sebulan kemudian, kira-kira dalam bulan Desember 1876, pasangan suami istri Bliss bepergian dengan kereta api Pacific Express dari Buffalo, New York menuju Chicago untuk suatu pelayanan. Dalam perjalanan di wilayah Ohio kereta api yang ditumpangi oleh pasangan suami istri Bliss itu melewati sebuah jembatan penyeberangan. Tiba-tiba saja jembatan tersebut runtuh ke sungai yang  beku dengan es yang ada di bawahnya. Kereta api yang jatuh bersama dengan jembatan penyeberangan tersebut terbakar. Akibatnya, penumpang yang berusaha menyelamatkan diri, tewas.
           Dari 160 orang penumpang, 14 orang dinyatakan selamat dan hanya 59 jenazah saja yang dapat dikenali. Berdasarkan pencarian intensif yang dilakukan oleh para sahabatnya, pasangan suami istri Bliss dinyatakan termasuk dalam korban tewas yang tidak didapat dikenali lagi jenazahnya.
RENUNGAN
            Dua peristiwa di atas menyatakan tidak ada makam bagi mereka yang tewas itu di dunia ini, baik anak-anak Spafford yang tenggelam di Samudera Atlantik dan pasangan Bliss di dalam kecelakaan di Ohio. Akan tetapi lagu hymne mereka dapat terus hidup di hati orang-orang percaya sepanjang jaman yang dengan sukacita penuh kemenangan berkata : “It is well with my soul”.
            Dari dua keluarga ini, Spafford dan Bliss, hari ini kita mendapat pelajaran mengenai sikap hati yang pasrah dan iman yang murni. Kita memang tidak tahu akan sekuat apakah diri kita saat Tuhan mengijinkan kita berhadapan dengan realita yang sangat menyedihkan itu. Yang terpenting dari semua itu adalah bagaimanakah respon kita ketika semua yang kita miliki dan kasihi diambil daripada kita ? Melalui lagu hymne ‘It Is Well With My Soul’ karya Spafford dan Bliss ini, kita diingatkan betapa nyaman jiwa kita sesungguhnya, jika berada di dalam Tuhan yang sudah mati dan bangkit bagi kita. (Sumber : Praise #14).
Lirik & Chor Lagu ini dapat dilihat di SONGS
IT IS WELL WITH MY SOUL

  1. When peace, like a river, attendeth my way,
    When sorrows like sea billows roll;
    Whatever my lot, Thou has taught me to say,
    It is well, it is well, with my soul.
Refrain:
It is well, with my soul,
It is well, it is well, with my soul.
  1. Though Satan should buffet, though trials should come,
    Let this blest assurance control,
    That Christ has regarded my helpless estate,
    And hath shed His own blood for my soul.
  2. My sin, oh, the bliss of this glorious thought!
    My sin, not in part but the whole,
    Is nailed to the cross, and I bear it no more,
    Praise the Lord, praise the Lord, O my soul!
  3. For me, be it Christ, be it Christ hence to live:
    If Jordan above me shall roll,
    No pang shall be mine, for in death as in life
    Thou wilt whisper Thy peace to my soul.
  4. But, Lord, ’tis for Thee, for Thy coming we wait,
    The sky, not the grave, is our goal;
    Oh, trump of the angel! Oh, voice of the Lord!
    Blessed hope, blessed rest of my soul!
  5. And Lord, haste the day when my faith shall be sight,
    The clouds be rolled back as a scroll;
    The trump shall resound, and the Lord shall descend,
    Even so, it is well with my soul.

NYAMANLAH JIWAKU
Verse 1
Bila damai mengiring jalan hidupku
Rasa aman di hatiku
Dan kesusahan menimpaku
Tlah Kau ajarku mengingat firmanMu
Reff:
Nyamanlah jiwaku
Nyamanlah, nyamanlah jiwaku
Verse 2
Dalam pergumulan dan perncobaan
Kristus membrikan jaminan
Dan mempedulikan kepapaanku
DarahNya membasuh jiwaku
(back to Reff)

Verse 3
Tuhan lekaskanlah harinya tib
Imanpun akan tampaklah
Dan sangkakala pun akan berbunyi
Tuhan akan turun ke bumi
(back to Reff)

Sumber : www.majalahpraise.com

Jumat, 22 Juli 2016

K3 Dalam Pelayanan by: Bang Jeme Sembiring


Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.
Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja atau untuk mengurangi resiko sesorang mengalami kecelakaan atau cidera berat.
Jika sebuah perusahaan ingin memiliki kemajuan dan pertumbuhan yang baik, mereka akan berusaha untuk menjaga para pekerjanya supaya dapat tetap memiliki produktifitas tinggi. Jika para pekerja tersebut mengalami cidera atau kecelakaan, maka tentunya produktifitas perusahaan akan menurun.
Jadi perusahaan akan berfikir bagaimana supaya dapat menjaga para pekerjanya agar tetap sehat, bugar, dan semangat karena para pekerja merupakan sebuah asset yang tidak bisa dinilai dengan materi. Dan para pekerjalah yang dapat menentukan pertumbuhan sebuah perusahan.

Kali ini kita akan membahas K3, tetapi dalam lingkup sebuah pelayana. Apa itu K3 dalam pelayanan dan kenapa ini sangat diperlukan demi sebuah pertumbuhan pelayanan.

KONSEP
Sebelum kita melayani kita harus mengerti terlebih dahulu konsep yang benar tentang pelayanan. Tanpa pengertian yang benar maka kita hanya akan mengerjakan pelayanan tanpa tahu kenapa kita harus mengerjakannnya. Yang pertama perlu kita ketahui adalah apa itu pelayanan dan mengapa kita harus melayani?
Saya akan menjelaskan kondisi ‘Before’ dan ‘After’ kita sebagai manusia.
Before:
Yohanes 8:34, menjelaskan kondisi sesungguhnya kita yaitu hamba dosa yang memiliki tabiat melakukan dosa dan bahkan rasul Paulus menjelaskan lebih jelas jika semua orang sudah berbuat dosa dan berorientasi untuk berbuat dosa. Paulus tahu jika yang diperbuatnya adalah dosa tetapi dia tidak bisa untuk tidak melakukan dosa. (Roma 3:23 & Roma 7:19-20). Itulah yang dimaksud dengan hamba dosa, tabiatnya hanya untuk melayani keinginan dosa (berbuat dosa). Ini merupakan kondisi yang sangat sulit untuk lepas dari perhambaan ini.

Namun Allah begitu ,mengasihi kita sehingga Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus kita (Yoh 3:16). Kayu salib merupakan tempat transaksi dimana Kristus membayar dengan DarahNya untuk menebus kita dan menjadi milikNya seutuhnya. Itu merupakan harga yang sangat mahal karena darah Allah sendirilah yang tercurah. Darah yang suci, darah yang tanpa cela. Darah itulah yang menguduskan kita, penebusanNya-lah yang membebaskan kita dari belenggu perhambaan dosa dan memerdekakan kita (Gal 5:1). Lalu setelah sebuah proses pengorbanan yang agung ini kita memasuki fase ‘After”.

Galatia 5:13,:
Saudara-saudara, kamu dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainakan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
Saya coba melihat dalam situs rohani di internet bahwa yang dimaksud dengan kata melayani dalam ayat ini memiliki arti yang lebih luas yaitu melayani, mengabdi, menjadi hamba. Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkannya dengan sebuah kalimat perintah, “layanilah seorang akan yang lain”. Ini berarti memposisikan diri di bawah orang lain (menjadi hamba/mangabdi). Dalam NIV menggunakan kata “serve” yang artinya “melayani, menghidangkan, mengabdi, dipakai”.
Jadi kehiduapn manusia setelah dimerdekakan Kristus adalah saling melayani atau mengabdi jadi hamba bagi yang lainnya dengan penuh kasih.
Ayat ini menggunakan kata Agave yang artinya kasih yang tidak mengahrapkan balas, kasih yang murni dan tulus. Jadi dapat disimpulkan, melayani dengan kasih yang tulus dan tanpa harap balasan.

Dalam Efesus 2:10 & Roma 6:18-20, menjelaskan bahwa ketika kita sudah merdeka kita menjadi hamba kebenaran untuk melakukan pekerjaan baik yang telah disediakan.
Jadi ada transformasi dari Before (Hamba Dosa) kepada After (Hamba Kebenaran).
Dengan kata lain, sesungguhnya melayani itu adalah respon kita terhadap penebusan Kristus yang telah menebus kita dari dosa.

Lalu Kapan & Dimana kita harus melayani?
Jika kita bertanya kapan dan dimana akan berbicara pada masalah waktu dan tempat. Saya coba mencari beberapa pandangan Alkitab mengenai kapan kita harus melayni dan dimana.

Matius 4:18 & 10:5,
Ketika Tuhan memulai pelayananNya, dia memilih murid-murid. Tetapi ketika Kristus memilih mereka, Dia tidak langsung menyuruh mereka untuk terjun dalam pelayanan. Tetapi pada Pasal 10:5 baru kita menemuni dimana Kristus mengutus murid-murid untuk terjun dalam pelayanan.

1 Sam 16:1,12b-13 & 2 Sam 2:1-7
Masih sama dengan murid-murid, Allah memilih Daud menjadi Raja bagi Israel pada 1 Sam 16:1 & 12b-13, tetapi Daud benar-benar menjadi Raja pada pasal 2 Sam 1-7, jauh sesudah Allah memanggilnya.

1 Tim 3:6, Kel 3:10,
Janganlah ketika baru bertobat, nanti akan jatuh dalam dosa kesombongan.

Dari ketiga bagian Alkitab di atas kita dapat lihat jika waktu & tempat untuk melayanin adalah pada waktunya Tuhan dan dimana Tuhan mau tempatkan. Jadi kita tidak memiliki wewenang untuk menentukan waktu dan tempat untuk kita melayani. Semuanya ditentukan oleh otoritas Allah secara langsung ataupun melalui perantaraan hambaNya/utusanNya.

Bagaimana kita harus melayani?
Gunakan apa yang ada padamu dan serahkan itu pada Tuhan.
(Kel 4:2, 1 Sam 17:38-39)
Musa ketika dipanggil, statusnya hanyalah seorang penggembala ternak mertuanya dan tidak memiliki apa-apa selain sebuah tongkat di tangannya yang biasa ia pakai untuk menggembalakan ternaknya. Tapi kita dapat melihat bagaimana kuasa Allah bekertja melalui tongkat Musa dikemudian hari seperti menurunan tulah, mengeluarkan air dari batu, dll.
Sama halnya dengan Daud yang bertubuh kecil dan hanya memiliki umban batu yang juga biasa dia pakai untuk menjaga ternaknya. Tapi dengan umban batu tersebut dia dapat mengalahkan Goliat yang besar.
Rahasia kekuatan dari mereka berdua adalah sama. Ketika kita menyerahkan apa yang ada di tangan kita kepada Allah untuk dipakaiNya, itu akan menjadi alat yang luar biasa untuk sebuah pekerjaan Allah. Jadi sekecil apapun talentamu atau sekecil apapun sesuatu yang kau miliki jika itu diserahkan kepada Allah untuk dipakaiNya, Allah akan memberkatinya dan lihatlah bagaimana kuasa Allah bekerja melalui itu semua.


KOMITMEN
Setelah kita mengalami Transformasi dari Hamba Dosa menjadi Hamba Kebenaran, maka kita harus mengabdi pada Tuan kita yang baru yaitu Kebenaran.
Lukas 17:7-10
Hamba : Orang yang tidak bisa untuk tidak melakukan apa yang tuannya mau
Tuan : Orang yang berotoritas penuh atas hamba.

Kita sudah menjadi Hamba Kebenaran.
Siapakah “Kebenaran” yang dimaksud itu?
Yohanes 8:30-36
Yaitu Kristus.

Sehingga komitmen seorang Pelayan Tuhan adalah MemperTUHANkan Kristus.
Kristuslah tuan kita, padaNya lah kita mengabdi.



KARAKTER
Karakter adalah Tabiat atau Kebiasaan.  Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu.
Dan karakterlah yang menentuakn seseorang itu berbeda dengan orang lain. Seorang pelayan yang sudah menerima Kristus juga harus menjadi seseorang yang berkarakter atau dengan kata lain seseorang yang berbeda dengan dunia ini.

Saya sudah merangkum dari berbagai sumber dan menelaahnya, dan menemukan 12 Karakter yang sebaiknya dimiliki oleh seorang pelayan Tuhan.

1) Memiliki sifat MELAYANI bukan DILAYANI
    Mat 20:28, Yoh 13:14

2) Motivasi seorang pelayan adalah KASIH bukan POPULARITAS 
    1 Kor 13:1-4

3) Pelayan itu BERKORBAN dan MEMBERI DIRI bukan mencari KESUKSESAN
    Roma 12:1, Mark 10:43b

4) Fokus pada KETAATAN dan KESETIAAN bukan KEBERHASILAN
    Filipi 2:13-13, Mat 6:24;25:21, 1 Raja 9:1-9

5) Tujuan seorang pelayan adalah KEMULIAAN ALLAH bukan DIRI SENDIRI
    Kol 3:23, Yoh 3:30, Rom 11:36

6) Kekuatan seorang pelayan adalah DOA bukan KEHEBATAN
    Filipi 1:4, Kel 14:16,21, 1Raja 3:9, Mat 4:1, Mar 1:35

7) Berorientasi pada KUALITAS bukan KUANTITAS
    Filipi 1:22

8) Mengikuti Pimpinan ROH KUDUS bukan KEMUAN DIRI
    1 Petrus 1:12, Yoh 14:16

9) Hidup menjadi TELADAN bukan BATU SANDUNGAN
    1 Tim 3:1-7,  2 Kor 6:3

10) BAYAR HARGA bukan minta DIBAYAR
    2 Kor 6:4-10, 2 Raja-Raja 5:16

11) Pegangan seorang Pelayan adalah FIRMAN bukan PENGERTIAN DIRI SENDIRI
    2 Tim 3:16-17, Maz 119:105

12) Memperdulikan KESEHATAN dirinya demi efektifitas pelayanan yang ia kerjakan.
    1 Tim 5:23


Jika sebuah perusahaan menerapkan K3 untuk sebuah kemajuan dan pertumbuhan yang baik, dengan mengurangi resiko kecelakan kerja. Sama halnya dalam sebuah pelayanan. K3 dalam pelayanan berfungsi untuk kemajuan dan pertumbuhan sebuah pelayanan yang baik dengan cara mengurangi resiko pelayanan yang asal-asalan. Kiranya artikel ini dapat membantu dan menolong kita semua sebagai pelayan-pelayan Tuhan. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya (Roma 11:36). Amin



Sumber :
Alkitab TB (LAI)
Dan dari berbagai sumber

Selasa, 27 Oktober 2015

Berlari Menuju Masa Depan




Kurasakan cemas dalam jiwa

Bimbang dan gelisahpun kurasa
Masalah terus datang menerpa
Ke manakah damai sejahtera?

Kulihat sekelilingku

Tiada terlihat apa pun olehku
Tertutup oleh bayang kecemasanku
Ketakutan membutakan mataku

Kuraba sekelilingku

Tidak terasa apa pun olehku
Seolah semua jauh dan tak terjangkau
Hanya bisa berdiam sajalah aku

Hingga kebenaran menembus jiwa

Mengembangkan sayapku menembus awan
Tidak, aku takkan lagi berdiam sendirian
Aku mau bangkit dari lembah kekelaman

Engkaulah harapanku, ya Tuhan

Kepercayaanku sejak masa muda
Tak lagi ku takut akan ketidakmampuan
Akan bayang kecemasan serta kelemahan

Sekarang, segenap pandang dan rasaku

Kuarahkan hanya kepada-Mu
Menjejak pasti dalam kebenaran-Mu
Ku berlari menuju masa depanku


Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan,

kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH.
(Mazmur 71:5)

Karena masa depan sungguh ada,

dan harapanmu tidak akan hilang.”
(Amsal 23:18)


Info Penulis: Yonathan Syzao 
Ilustrator: Galih Reza Suseno

Nah, ini postingan yang kmrn admin baca di www.warungsatekamu.org tapi buat kalian yang juga punya karya baik itu puisi maupun artikel, humor lucu kalian bisa hubungi kami yaa biar karya kalian juga dipost disini dan boleh jd berkat buat semua orang... 
God bless :)

Senin, 11 Mei 2015

Keunikan PMK

KEUNIKAN PELAYANAN MAHASISWA
Yang dimaksud dengan keunikan pelayanan mahasiswa adalah filosofi, jiwa atau hukum yang mendasari segala program aktifitas/kegiatan pelayanan mahasiswa. Keunikan ini nampak dalam kehidupan/gerakan pelayanan mahasiswa, keunikan ini adalah movement dan bukan “monument”.

PENTINGNYA MEMAHAMI KEUNIKAN PELAYANAN MAHASISWA
- Pemahaman ini menjadi pondasi, dasar, alasan kami terus dan harus mengerjakan kegiatan ini.
- Pemahaman ini menjadi spirit, semangat gerakan pelayanan mahasiswa sehingga kami tidak terperangkap kepada legalitas atau rutinitas program (movement not monument).
- Pemahaman ini membuat kami setia dan terus bertekun mengerjakan kegiatan pelayanan pelayanan yang dijiwai semangat keunikan pelayanan mahasiswa.

DARIMANA KEUNIKAN INI?
       - Kebenaran Firman Tuhan.
      Kondisi/keberadaan mahasiswa.

KEUNIKAN PELAYANAN MAHASISWA
1.       Gerakan Penginjilan (Evangelizing Movement)
Kami meyakini bahwa tanpa Kristus, manusia berdosa akan binasa. Karena itu kami harus memberitakan Injil kepada mereka. Bila PMK lalai dan gagal mengerjakan penginjilan maka PMK kehilangan arah dan tidak dapat menghasilkan alumni-alumni yang terbina dengan baik.
Yang dimaksudkan dengan gerakan penginjilan:
a.      Biblical (presenting the whole counsel of God).
b.      Intelligent (giving honest answers to honest questions).
c.       Effective (producing conversions that genuinely last).
2.       Gerakan Pemuridan (a movement that makes genuine disciples of Christ)
Tujuan kami haruslah membentuk murid yang mengasihi dan melayani Yesus Kristus dimanapun berada. Menghasilkan alumni-alumni yang memiliki kehidupan doa dan saat teduh yang baik. Dapat mempelajari Alkitab (Bible Study), menjadi saksi Kristus dan pelayan yang efektif. Di atas semuanya menjadi alumni yang memper-Tuhankan Kristus dalam seluruh hidupnya.

3.       Gerakan Doa (prayer movement-a movement giving itself to prayer)
Pelayanan mahasiswa adalah pelayanan yang dimulai, dikerjakan di dalam doa. Pelayanan mahasiswa bergantung sepenuhnya kepada Allah dan ini nyata di dalam doa penyerahan diri dan syafaat yang dinaikkan. “Spiritual mobilization has to be anchored and sustained by prayer.”

4.       Gerakan Yang Tunduk Di Bawah Otoritas Alkitab (a movement unambiguously obedient to Scripture)
Pelayanan mahasiswa adalah gerakan yang menuntun mahasiswa untuk hidup di bawah otoritas Alkitab. Alkitab adalah otoritas tertinggi baik di dalam penentuan doktrin/dasar iman Kristen maupun standar etika/moral seluruh aspek kehidupan.

5.       Gerakan Yang Mempelajari Alkitab (Bible movement-a movement through Bible Study)
PMK adalah gerakan yang membawa mahasiswa untuk belajar Alkitab dengan sungguh-sungguh.“Our aim must be that all group members should apply their minds to the study of the Bible with the same thoroughness and intellectual integrity with wich they study their own academic subjects.”

6.       Gerakan Misi (missionary movement)
Persekutuan Mahasiswa berkaitan erat dengan misi. PMK memiliki visi untuk menghasilkan tenaga-tenaga misi. “If the time should come when we do not live and work for foreign missions, the Christian work will die… begin to be marked by purposelessness discontents, overemphasis on secondary matters.”

7.       Gerakan Mahasiswa (student movement-a movement comitted to student initiative and responsibility)
Yang paling efektif untuk menjangkau mahasiswa bagi Kristus adalah mahasiswa juga. Students reaching students. PMK menyadari bahwa Amanat Agung Penginjilan, menjadi saksi Kristus bagi mahasiswa adalah tanggung jawab mereka. Mahasiswalah yang harus berinisiatif dan bertanggungjawab atas penginjilan dan pemuridan bagi teman-temannya. Karena itu mahasiswa jugalah yang memikul tanggung jawab kepemimpinan bagi gerakan PMK ini. Ini tidak meniadakan support, bantuan, peranan alumni dan fulltimer.


8.       Interdenominasi

PMK adalah perpanjangan tangan gereja untuk menjangkau mahasiswa. Pengertian gereja di sini adalah invisible church, bukan gereja dalam pengertian organisasi sebuah denominasi. Karena itu PMK tidak berada di bawah suatu gereja/denominasi. Di tengah kenyataan bahwa gereja yang visible terpecah-pecah menjadi banyak denominasi dan mahasiswa menjadi anggota salah satu gereja (denominasi), PMK bersifat interdenominasi. Pengertian interdenominasi ini bukanlah mencampurkan, menggabungkan semua doktrin atau liturgi semua denominasi. Tapi menyadari bahwa tiap denominasi tidak sempurna dan memiliki kekuatan serta kelemahannya masing-masing, maka interdenominasi adalah usaha untuk mengambil yang baik dari denominasi yang ada serta usaha mewujudkan kesatuan tubuh Kristus.

Kamis, 30 April 2015

Sejarah Singkat PMK di Untirta

Awal Perkembangan                 

                Perintisan Persekutuan Mahasiswa Kristen di kampus UNTIRTA diawali terlebih dahulu di Fakultas Teknik Cilegon pada sekitar tahun 1986, usaha mula-mula ini dilakukan oleh 12 orang diantaranya Freddy, Sondang, dan Steven. Ketiga orang ini aktif dan menjadi tulang punggung dalam merintis pelayanan mahasiswa Kristen di kampus teknik khususnya. Sampai dengan tahun 1990an pelayanan mereka tidak hanya menjangkau mahasiswa, melainkan juga siswa dan karyawan. Pelayanan ini dinamakan Persekutuan Mahasiswa dan masih berada dalam naungan denominasi salah satu gereja sampai memasuki tahun 2001 disebut Persekutuan Mahasiswa Kristen dan mulai bersifat otonom.
Sementara itu di kampus UNTIRTA serang, perintisan Persekutuan Mahasiswa Kristen dilakukan pada tahun 2003 yang didorong oleh kerinduan 3 orang mahasiswa yaitu Andreas, Heri dan Ari yang kemudian membentuk Persekutuan Doa sampai pada tahun 2005. Pada tanggal 24 Februari 2005 atas inisiatif mereka diadakan rapat kecil yang diikuti oleh 12 orang dengan tujuan membentuk susunan kepengurusan persekutuan. Persekutuan ini berbentuk Persekutuan Doa yang masih berada dalam naungan salah satu denominasi gereja, meskipun inisiatif pembentukan berasal dari mahasiswa.

PMK Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

                Pada sekitar bulan Februari tahun 2006 tercapailah kesepakatan untuk mengabungkan keduanya ke dalam satu wadah PMK yang mengkoordinasikan Fakultas-fakultas di wilayah Serang dan Cilegon. Pengabungan ini ditandai dengan dibentuknya susunan kepengurusan baru yang mewakili setiap mahasiswa Kristen di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
                Penggabungan secara bertahap ini dirasakan sangat penting untuk menjaga harmonisasi antar mahasiswa Kristen Fakultas Teknik di wilayah Cilegon dan Fakultas-fakultas lain di wilayah Serang, serta menjadikan PMK lebih hidup dan bertumbuh. Penggabungan ini juga bersamaan dengan hadirnya Visi organisasi yang mengarahkan program-program kedalam dengan tujuan membangun dan memperkuat dasar-dasar hidup Kekristenan bagi mahasiswa serta program-program keluar yang bertujuan untuk memberikan sumbangsih bagi kampus, masyarakat dan kota.

                Seiring dengan dirasakanya kebutuhan untuk mengatur tata organisasi, maka pengurus baru berinisiatif untuk menyusun Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Organisasi yang dijadikan pedoman penyelengaraan organisasi. Peraturan Dasar ini dapat disahkan pada tanggal 30 Maret 2006, dan mulai berlaku semenjak hari ditetapkan. Kemudian pada tahun 2007 PMK mengalami proses penyempurnaan Visi dan Misi organisasi dari yang telah disusun sebelumnya, hal ini dilakukan agar PMK semakin memberi dampak yang nyata dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yaitu menghasilkan kaum intelektual yang memiliki kerohanian dan moralitas yang baik. Dan seiring perjalanan waktu, PMK makin stabil baik secara organisatoris dengan jangkauan pelayanan yang lebih holistik kedalam dan keluar lingkungan Universitas, serta menjalin relasi dengan Gereja-gereja di wilayah Banten dan lembaga-lembaga Pelayanan yang mendukung Visi organisasi.

Rabu, 11 Maret 2015

Arti Logo PMK


Asas dan Prinsip PMK

Asas PMK : 

           PMK di UNTIRTA berdasarkan Pancasila dan nilai-nilai kristiani.


Prinsip PMK :

1. Pergerakan untuk Tunduk pada Otoritas Alkitab

 2. Pergerakan Doa

 3. Pergerakan Pengenalan Dasar Kekristenan 

4. Pergerakan Pemuridan 

5. Pergerakan Misi

 6. Pergerakan Mahasiswa

 7. Pergerakan Interdominasi 

8.Perpanjangan Tangan Gereja